Media Center Batam - Pemerintah Kota Batam menggiatkan upaya pencegahan penularan demam berdarah dengue (DBD). Satu langkah yang dibuat yakni melaksanakan kegiatan pelatihan juru pemantau jentik (jumantik) cilik.
Kepala Bagian Humas Sekretariat Daerah Kota Batam, Ardiwinata mengatakan hingga saat ini Pemko melalui Dinas Kesehatan sudah dua kali menggelar pelatihan jumantik cilik. Dan keduanya diadakan di Kecamatan Batuaji dengan peserta siswa sekolah dasar.
"Dipilih anak-anak karena biasanya anak-anak yang aware di rumah. Dan mereka bisa cereweti orangtuanya," kata Ardi di Batam Centre, Jumat (5/2).
Menurut Ardi pada pelatihan ini anak-anak akan diajarkan tentang bahaya DBD, cara penularannya, hingga pencegahan. Mereka akan dilatih mengenai 3M plus yang bisa diterapkan di rumah demi mencegah perkembangbiakan larva nyamuk Aedes aegepty.
Langkah yang dimaksud adalah dengan menguras dan menutup tempat penampungan air, mengubur barang bekas, serta ditambah dengan menggunakan kawat nyamuk atau kelambu, dan losion anti nyamuk. Juga penyampaian informasi tentang penggunaan obat larvatisasi yang dulu dikenal dengan nama abate.
Jika ada sekolah yang ingin mengadakan pelatihan jumantik cilik seperti ini, bisa menghubungi Dinas Kesehatan. Karena pelatihan seperti ini, kata Ardi, membantu pemerintah dalam meminimalisir penyebaran DBD.
Selain pencegahan, pemerintah juga melaksanakan pengasapan (fogging) untuk membunuh nyamuk pembawa penyakit ini. Sejak Januari lalu, Dinas Kesehatan sudah melakukan 95 kali fogging di berbagai tempat di Kota Batam.
"Fogging ini ada SOP-nya. Pertama, dari rumah sakit yang memberikan rekomendasi ke Puskesmas untuk melakukan pengecekan ke lokasi tempat tinggal pasien yang terindikasi DBD. Jika dari hasil pengecekan ditemukan jentik nyamuk, baru kemudian dilakukan fogging oleh Dinas Kesehatan," paparnya.
Langkah-langkah ini dilakukan menyusul jumlah pasien DBD di Kota Batam meningkat sebulan terakhir. Sedikitnya 120 orang terserang DBD sejak awal tahun ini.