Media Center Batam - Jefri (45), tampak sedang membongkar bangunan rumahnya di Dapur Arang, Kelurahan Tanjungsari Kecamatan Belakangpadang, Rabu (11/10). Dinding rumahnya yang berbahan triplek dilepas. Begitu juga sebagian atap rumahnya sudah terbuka.
Rumah Jefri dibongkar karena akan direnovasi melalui program rehabilitasi rumah tidak layak huni (RTLH). Dalam memperbaiki rumahnya, Jefri tidak sendirian, tapi dibantu tiga orang tukang dan enam prajurit TNI.
"Selama diperbaiki saya tetap tinggal di situ. Karena dikerjakannya sebagian sebagian. Dinding dulu, baru lantai. Ini hari, atas," kata ayah tiga anak tersebut.
Ia mengaku sangat terbantu dengan adanya program rehabilitas RTLH. Karena kayu-kayu rumahnya sebagian besar sudah lapuk, dan timbulkan bubuk. Program bantuan ini ia terima atas pendataan kelurahan.
Menurut Jefri, proses pengerjaan sudah berlangsung sejak sepekan lalu. Begitu bahan-bahan bangunan tiba, tim langsung bekerja. Meski diakuinya ada beberapa bahan yang belum sampai ke lokasi rumahnya.
Sekretaris Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat, Leo Putra mengatakan bahan bangunan ini sebenarnya sudah ada. Namun untuk pendistribusiannya perlu proses dan waktu.
"Lokasinya kan beda-beda, dan jauh-jauh. Makanya butuh waktu distribusinya," kata Leo.
Total ada 100 RTLH yang akan direhabilitasi di tiga kecamatan Kota Batam. Ketiganya merupakan kecamatan pulau penyangga (hinterland). Rinciannya yaitu masing-masing 35 rumah di Kecamatan Belakangpadang dan Galang, serta 30 rumah di Kecamatan Bulang.
Pengerjaan rehabilitasi RTLH ini ditargetkan selesai dalam waktu satu bulan. Sesuai dengan berjalannya program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD). Karena program tersebutlah tentara dilibatkan dalam perbaikan RTLH di Batam.
"Tahun depan kita tetap ajukan. Volumenya mungkin berkurang, tapi spesifikasinya kita naikkan. Seperti yang diinginkan pimpinan, misal rangkanya nggak kayu lagi, karena kayu juga susah dicari," ujarnya.