Dubes Kanada Tanyakan Perlakuan Terhadap Pekerja Asing di Batam
By Kartika Pada : 29 Apr 2016, 13:57:13 WIB, - Kategori : Kabar BatamMedia
Center Batam – Duta Besar Kanada untuk Indonesia dan Timor Leste,
Donald Bobiash berkunjung ke Kantor Walikota Batam, Jumat (29/4).
Kunjungan ini dalam rangka bertanya seputar investasi di Kota Batam.
“Kami
ingin mendengarkan paparan mengenai ekonomi, khususnya untuk kawasan
industri di Kota Batam,” kata Donald.
Menurutnya,
Kanada merupakan rekan investasi di Indonesia. Sudah cukup banyak
produk Kanada yang diekspor ke Indonesia seperti gandum, Blackberry,
dan lainnya. Saat ini Kanada juga tertarik untuk investasi di bidang
minyak dan gas bumi serta pertambangan.
“Kita
juga tertarik kerjasama dengan Asean. Dan Batam memiliki posisi yang
strategis dalam kerjasama ini,” ujarnya.
Walikota
Batam, Rudi menjelaskan bahwa Batam hari ini sedang berbenah diri
sesuai instruksi Presiden RI. Pembenahan perlu dilakukan karena
dengan status Free Trade Zone yang ada sekarang, dinilai kurang
mendukung perkembangan Batam. Oleh karena itu pembahasan di tingkat
pusat sedang dilakukan.
“Akan
dibuat Kawasan Ekonomi Khusus. Investor akan diberi kemudahan,
seperti pajak, dan lainnya. Pembahasan sudah dimulai Maret,
diperkirakan September selesai seluruh aturan,” kata Rudi.
Aturan
baru ini, sambung Rudi, tidak akan mengubah apa yang sudah ada. Namun
justru menambah kemudahan-kemudahan bagi investor. Sehingga tidak ada
yang perlu calon investor khawatirkan untuk menanamkan modalnya di
Batam.
“Saya
baru sebulan setengah jadi Walikota, bersama Wakil saya Pak Amsakar
Achmad. Kita mau pemerintahan yang bersih dan bagus di Kota Bata
mini. Kami pemerintah siap mendukung apapun. Tak usah khawatir, kalau
Kanada investasi di sini, kami akan jaga,” ujarnya.
Pada
pertemuan tersebut, Donald berdialog tentang beberapa hal dengan
Rudi. Pertanyaan pertama yang diajukan adalah berapa banyak tenaga
kerja asing di Kota Batam. Rudi menjawab ada sekira 5-7 ribu pekerja
asing yang bekerja di Batam, dan sebagian besar berasal dari negara
tetangga, Singapura, Malaysia. Sementara jumlah pekerja asal Kanada
di Batam tercatat empat orang saja.
Donald
melanjutkan pertanyaannya dengan kesiapan Batam menghadapi masuknya
pekerja asing sebagai dampak Masyarakat Ekonomi Asean. Sebagai
jawaban, Rudi mengaku tidak akan terlalu berpengaruh. Karena pada
dasarnya sejak awal pembangunan Batam memang sudah banyak pekerja
asing yang masuk.
“Dari
dulu Batam dibangun, banyak pekerja asing masuk. Tidak ada pengaruh
bagi kita Kota Batam. Dari dulu pekerja asing memang banyak masuk,”
kata Rudi.
Dubes
Kanada juga menanyakan bagaimana pekerja asing diperlakukan di Batam.
Karena beberapa waktu lalu, ratusan tenaga ahli sebuah perusahaan
dari Kanada tidak bisa bekerja di Jakarta akibat izin yang tidak
keluar.
“Kalau
Indonesia ingin menarik investasi, harus menghadapi hal seperti ini,”
kata mantan Dubes Kanada untuk Asean, Jepang, dan Pakistan tersebut.
Rudi
mengatakan jika ke depan hal serupa terjadi di Batam, investor bisa
langsung menghubungi Walikota. Pemerintah daerah akan coba
menjembatani masalah tersebut. Karena sesuai aturan, ada sembilan
jenis keahlian yang pekerjanya boleh masuk.
“Ke
depan seandainya ada problem, boleh kontak kita langsung. Akan kita
jembatani. Kami akan langsung turun tangan. Sesuatu yang sudah diatur
tidak boleh dilarang lagi,” jawab Rudi.