Batam Minta Pusat Buka Kran Impor Komoditas Pokok
By Kartika Pada : 23 Mei 2016, 16:06:59 WIB, - Kategori : Kabar BatamMedia
Center Batam - Pemerintah
kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Riau sepakat mengajukan usulan
pembukaan kran impor bahan pokok ke pusat. Wakil Walikota Batam,
Amsakar Achmad mengatakan hal ini disepakati saat rapat koordinasi
bersama Gubernur Kepri usai pembukaan MTQ tingkat provinsi, akhir
pekan lalu.
"Rakor
dengan Gubernur, isu yang jadi perhatian satu di antaranya persoalan
sembako. Pemerintah daerah diminta buat surat ke Gubernur, nanti
Gubernur teruskan ke Presiden, supaya dibuka kran impor itu,"
kata Amsakar, Senin (23/5).
Ia
mengatakan isu mengenai impor ini juga pernah diungkapkan Komisi VI
DPR RI ketika rapat dengar pendapat di Graha Kepri, beberapa waktu
lalu. Saat itu, anggota Komisi VI dapil Kepri, Nyat Kadir yang
membuka pembahasan tersebut.
"Karena
itu kita harap support
Komisi VI ini didengar FKPD (forum komunikasi pimpinan daerah)
tingkat Provinsi. Kita harap sebagai kawasan pelabuhan bebas
perdagangan bebas Batam Bintan Karimun, kran importasi itu bisa
dibuka," ujarnya.
Menurutnya
ada beberapa komoditas strategis yang diharapkan bisa diimpor. Antara
lain beras, gula, bawang merah, dan terigu. Bawang merah biasa masuk
dari India, sementara tepung terigu diimpor dari Turki.
"Empat
komoditas ini penting. Terigu hanya jelang puasa saja.
Sekurang-kurangnya yang jadi harapan kita itu gula. Komoditas yang
cukup menjadi perhatian adalah gula. Harga komoditas ini dianggap
naik cukup signifikan. Sementara kebutuhannya tinggi, terutama
menjelang Idul Fitri," kata dia.
Amsakar
mengatakan Pemerintah Kota Batam sudah mengambil beberapa langkah
terkait harga komoditas pokok ini. Pekan lalu, tim pengendali inflasi
daerah sudah melakukan monitoring pasar. Sehari setelahnya, Pemko
memanggil 12 distributor membicarakan masalah harga kebutuhan pokok
tersebut, bagaimana caranya agar tidak terjadi gejolak.
Ia
menambahkan, izin impor ini tetap dikeluarkan pusat. Namun urusan
teknisnya nanti biasanya diserahkan ke Badan Pengusahaan (BP) Batam.
Dan perusahaan mengaku tidak masalah bila harus mengurus administrasi
izin impor tersebut.
"Yang
jadi masalah distributor tak berani beli banyak, karena gula dalam
3-5 hari sudah mencair sehingga kuota dengan sendirinya akan
tertahan. Kalau jaraknya dekat antar Jawa saja tenang, selesai,"
sambungnya.